Setelah dapat mengungkap betapa bahayanya BPA melalui penelitian, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) terus mendorong pemerintah untuk tidak membiarkan masyarakat dirugikan dengan terus menerus terpapar BPA.
Beliau gencar menyuarakan gagasannya ketika didapuk menjadi narasumber pada berbagai kegiatan yang mengusung topik BPA dan keamanan air minum dalam kemasan (AMDK) beberapa waktu lalu. Menurut beliau, BPOM dapat melakukan tindakan untuk memperkecil peluang paparan resiko paparan BPA melalui pemberian label pada kemasan makanan dan minuman.
“Saat ini, masyarakat belum mengetahui bahaya besar dari paparan BPA. Bagaimana bisa tahu bila label peringatannya belum pernah ada," tutur Prof. Junaidi Khotib.
Dukungan dari berbagai pihak juga perlu didapat agar masyarakat dapat terlindungi dari paparan BPA yang dapat merugikan masyarakat dari segi kesehatan maupun materiil. Diketahui bahwa saat ini mulai dari akademisi, peneliti, hingga asosiasi industri mulai sadar dengan mengerikannya bahaya BPA dan mendukung penuh pelabelan BPA.
Sumber:
https://kesehatan.kontan.co.id/news/rencana-kebijakan-pelabelan-risiko-galon-bpa-dapat-sejumlah-dukungan?page=all
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6126267/akademisi-asosiasi-industri-dukung-pelabelan-bpa-galon-air-minum?single
