Minyak zaitun mungkin sudah sangat familiar bagi para penduduk di seluruh penjuru dunia. Bahkan meskipun tidak berasal dari Indonesia minyak zaitun sudah dikenal dengan baik di negeri ini.
Selain minyak kelapa dan minyak almon, informasi mengenai manfaat bahan alam khususnya berupa minyak, kembali dikemukakan oleh salah satu guru besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) yaitu Prof. Dr. apt. Mangestuti Agil, MS. Pertama-tama beliau menjelaskan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis minyak zaitun.
Prof. Mangestuti memaparkan bahwa terdapat dua jenis minyak zaitun, yakni extra-virgin olive oil dan virgin olive oil. Extra-virgin olive oil dibuat dengan penekanan buah zaitun secara cold-press (penekanan tanpa panas). Cara ini mengakibatkan rendahnya kerusakan dan kontaminasi zat kandungan. Sedangkan virgin olive oil dibuat melalui kombinasi cara cold-press dan pabrikasi. Kualitas minyak zaitun yang dibuat dengan penekanan dingin lebih baik dan dapat dikonsumsi langsung. Virgin olive oil lebih tepat digunakan sebagai minyak goreng.
Beralih ke khasiat, minyak zaitun telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah bagi mereka yang mengonsumsinya secara teratur. Hal itu dikarenakan kandungan utama minyak zaitun adalah asam lemak sebanyak 98 persen, yaitu asam oleat. Ini adalah lemak yang termasuk monounsaturated fatty acid, yakni asam lemak tidak jenuh.
Selain itu, Minyak Zaitun juga dapat menurunkan kerusakan oksidatif. Studi terdahulu terhadap pria sehat dan wanita pascamenopause menemukan menurunnya kerusakan oksidatif pada inti sel setelah mengonsumsi minyak zaitun. Diduga, kondisi itu terjadi akibat efek antioksidan senyawa golongan fenol minyak zaitun.
Minyak Zaitun juga dinilai dapat menyebuhkan rheumatoid arthritis atau nyeri persendian jika dikonsumsi pada dosis tertentu. Selain itu minyak zaitun juga berkhasiat antiradang minyak, yaitu menurunnya sekresi agen penyebab radang.
