info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

FF UNAIR Hidupkan Tradisi Lewat Pameran Jamu Meriahkan Hari Jamu Nasional 2025

FF UNAIR Hidupkan Tradisi Lewat Pameran Jamu Meriahkan Hari Jamu Nasional 2025

Indonesia kaya akan warisan herbal yang sudah dipercaya turun-temurun, dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) membuktikan bahwa tradisi ini tetap relevan di era modern. Dalam rangka Hari Jamu Nasional pada 27 Mei 2025, FF UNAIR menggelar pameran jamu yang bukan sekadar pameran biasa, melainkan ajang pembelajaran sekaligus pelestarian budaya yang memukau.

Pameran Jamu: Implementasi Pembelajaran dan Proyek Akhir Mahasiswa
Pameran ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Obat Tradisional sekaligus proyek akhir mahasiswa program studi Sarjana Farmasi angkatan 2022. Setiap kelompok mahasiswa bertanggung jawab untuk meracik dan menampilkan dua jenis produk ramuan tradisional, yang dibagi menjadi pemakaian dalam dan luar tubuh. Dengan bimbingan dosen, mereka menggabungkan metode tradisional dengan pendekatan farmasi modern agar produk yang dihasilkan tidak hanya berkualitas, tapi juga aman dan higienis.

Ragam Produk Jamu dan Perawatan Tradisional yang Dipamerkan
Jamu untuk Pemakaian Dalam

  1. Jamu Beras Kencur: Dikenal dengan rasa manis dan menyegarkan, ramuan ini menggunakan bahan utama beras dan kencur yang diolah dengan metode tumbuk serkai.
  2. Jamu berbahan dasar Cabe Puyang: Ramuan khas yang dipercaya dapat meningkatkan stamina, dibuat juga dengan metode tumbuk serkai.
  3. Jamu Kunyit Asem: Produk yang melalui proses dekokta untuk mengeluarkan sari-sari kunyit dan asam jawa secara optimal.
  4. Jamu Kunci Sirih: Dibuat dengan metode infusa, memanfaatkan daun sirih sebagai bahan utama yang terkenal dengan khasiat antiseptik.

Produk Pemakaian Luar

  1. Lulur Bengkuang: Terbuat dari bengkuang, beras tumbuk, dan madu, lulur ini memberikan sensasi dingin dan aroma wangi yang menyegarkan kulit.
  2. Parem: Produk perawatan tradisional yang membantu mengatasi pegal dan linu karena berbahan dasar rimpang yang memberikan rasa hangat.
  3. Bedak Dingin: Ramuan tradisional yang digunakan untuk memberikan kesegaran dan mengatasi iritasi kulit.
  4. Pilis: Ramuan tradisional bahan alami untuk meredakan sakit  kepala.

Proses Pembuatan yang Menggabungkan Tradisi dan Ilmu Modern
Para mahasiswa mengikuti proses pembuatan jamu yang diawali dengan tahapan pencucian bahan baku secara teliti untuk memastikan kebersihan. Selanjutnya, bahan-bahan dikeringkan dan dipotong-potong sesuai kebutuhan sebelum diolah. Teknik tradisional seperti tumbuk serkai, dekokta, dan infusa digunakan dengan sentuhan teknologi farmasi modern untuk menjaga kualitas dan higienitas produk. Setelah proses pembuatan, produk dikemas dengan standar kebersihan tinggi agar siap dipamerkan dan digunakan.

Respon Positif Antar Mahasiswa
Pameran ini mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa dan pengunjung. Salah satu mahasiswa angkatan 2024 menyatakan kekagumannya terhadap jamu beras kencur yang terasa manis dan menyegarkan, serta lulur bengkuang yang memberikan efek dingin dan harum. Pengunjung lainnya juga sangat terkesan dengan sensasi lembap dan segar yang dihasilkan lulur bengkuang, yang menggunakan kombinasi bahan alami seperti bengkuang, beras tumbuk, dan madu.

Warisan Herbal Indonesia: Tetap Hidup dan Berkembang
Proyek akhir mahasiswa ini tidak hanya menjadi bukti bahwa warisan herbal Indonesia masih sangat relevan, tetapi juga menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan modern dapat memperkuat dan mengembangkan khazanah obat tradisional. Pameran ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda dan masyarakat luas untuk terus melestarikan dan mengapresiasi kekayaan herbal Indonesia.

Jamu dan SDGs: Sinergi Tradisi dan Masa Depan
Pameran jamu Fakultas Farmasi Unair ini secara langsung mendukung beberapa tujuan SDGs, seperti SDG 3 yang fokus pada kesehatan dan kesejahteraan melalui produk herbal alami yang membantu masyarakat hidup lebih sehat. Selain itu, kegiatan ini mendukung SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dengan memberikan pengalaman praktik nyata bagi mahasiswa. Pengembangan produk jamu juga membuka peluang ekonomi baru sesuai SDG 8, mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja berbasis budaya lokal. Pelestarian bahan herbal mendukung SDG 15 tentang menjaga ekosistem darat dan keanekaragaman hayati. Dengan begitu, pameran ini menjadi jembatan antara pelestarian budaya, ilmu pengetahuan, dan pembangunan berkelanjutan.

Produk Jamu yang Dipamerkan

 

Penulis: Delsyad Muhammad Koosha Alzer (2024)
Editor: Tim Humas FF UNAIR