info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Peran Penting Farmasis dalam Inovasi Penelitian

Peran Penting Farmasis dalam Inovasi Penelitian
Surabaya, 27 Februari 2021

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mengadakan webinar series 4 dengan tema “Pengembangan Penelitian dan Hilirisasi Produk Penelitian” Webinar dilaksanakan pada Sabtu, 27 Februari 2021 melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui YouTube Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Acara dipandu oleh pembawa acara apt. Melanny Ika Sulistyowati, S.Farm., M.Sc. Ph.D. dan moderator apt. Suciati, S.Si., M.Phil., Ph.D. Acara dibuka oleh Wakil Dekan III FF UNAIR, apt. Dewi Melani Hariyadi, S.Si., M.Phil., Ph.D. menyampaikan hormat dan apresiasi kepada para narasumber sebagai pembicara yang hadir di acara webinar ini melalui sambutannya. Selain itu, apt. Dewi juga memperkenalkan dan mengajak hadirin untuk mengikuti studi tingkat lanjut di FF UNAIR.

Materi sesi pertama disampaikan oleh Dr. Ir. Erry Ricardo Nurzal, M.T., M.P.A. mengenai isu strategis inovasi sebagai solusi; isu strategis riset dan inovasi; strategi, kebijakan riset, dan inovasi; serta pengembangan wahana interaksi, kolaborasi riset, dan inovasi. Dr. Erry menyampaikan peran mahasiswa farmasi dan mahasiswa lain yang bergelut dalam bidang penelitian adalah mengembangkan obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka (FF) yang berbahan baku dari rempah-rempah Indonesia.

Sesi kedua dibuka oleh Prof. Dr. apt. Djoko Agus Purwanto, M.Si. dengan materi pengembangan program doktor bidang ilmu kimia farmasi dalam menjawab permasalahan bangsa dan menjelaskan mengenai program studi S3 Farmasi di Universitas Airlangga. Prof. Djoko menyampaikan, “Menteri Riset dan Teknologi Indonesia memaparkan bahwa sebanyak 95% bahan baku obat di Indonesia masih impor.” Bahan baku obat membutuhkan spesifikasi yang ketat sehingga aman untuk digunakan oleh masyarakat.

Sesi kedua dilanjutkan materi dari Prof. Dr. apt. Sukardiman, M.S. mengenai strategi penelitian dasar menjadi penelitian terapan dalam pengembangan obat modern asli Indonesia (OMAI). Materi yang dipaparkan adalah strategi akselerasi meliputi survei pasar dan studi literatur, menjalin kerja sama A-B-G (Academics-Business-Government), studi empiris tanaman potensial, penyaringan aktivitas ekstrak tanaman terpilih, standardisasi ekstrak, uji praklinis ekstrak, studi formalisasi ekstrak, serta produksi prototipe produk di mitra industri. Sesi kedua diakhiri dengan materi dari Prof. Dr. apt. Widji Soeratri, DEA mengenai pengembangan sains kosmetika dan dukungan pada percepatan hilirisasi produk riset. Materi yang dipaparkan terdiri dari pengembangan sains kosmetika, penelitian kosmetika, dan contoh produk penelitian kosmetik.

Setelah berakhirnya sesi kedua, sesi tanya jawab dibuka untuk ketiga materi di atas. Pertanyaan pertama diajukan kepada Prof. Djoko terkait persyaratan Prodi S3 Ilmu Farmasi. Prof. Djoko menjawab, “Persyaratan dan keterangan lengkap bisa dilihat pada laman web PPMB.” Selanjutnya, pertanyaan diajukan kepada Prof. Sukardiman. Partisipan bertanya mengenai cara mengajak alumni sebagai rekan dalam pengembangan ataupun pemasaran produk yang dihasilkan. Prof. Sukardiman menanggapi, “Dari saat mendesain hingga tahap terapan produk selalu dilakukan survei pasar. Salah satu keuntungan menjalin kerjasama dengan alumni adalah memiliki jejaring yang luas sehingga dapat diberdayakan.”

Materi pertama pada sesi ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Umi Athiyah, M.S. yang membahas tentang pelayanan rujuk balik (PRB) obat sebagai inovasi asuhan kefarmasian. Prof. Umi Athiyah menyampaikan tentang cakupan pelayanan kesehatan semesta (universal health coverage), penjelasan serta manfaat PRB, dan peran apoteker dalam asuhan kefarmasian PRB. Materi terakhir disampaikan oleh Prof. apt. Junaidi Khotib, M.Kes., Ph.D. mengenai ekosistem riset biomedik dan farmasi klinik dalam menghilirkan kualitas layanan dan kapasitas industri. Prof. Junaidi memaparkan tentang tahapan penelitian biomedik dan farmasi klinis dari tahap investigasi hingga evaluasi keamanan saat sudah beredar di masyarakat.

[Kontributor: Tim Farma Pos Alvina Violita (2019), Sevana Prabha Dewi (2020), Brahma Wisnu Kusuma Wardhana (2020), dan Rizky Alya Asta (2020)]