Sinergi Masyarakat & Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Mengembangkan Potensi Tanaman Porang di Wonosalam, Jombang
Kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang bertajuk “Pemanfaatan dan Inovasi Produk Berbasis Porang sebagai Pangan Fungsional untuk Penderita Diabetes” sukses diselenggarakan pada Sabtu, 2 Oktober 2021 di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Dijembatani platform digital Goolive, kegiatan pengabdian masyarakat kali ini menyasar komunitas petani porang di Jombang, khususnya Wonosalam, yang resah dengan nilai ekonomi porang yang terus turun. Porang digadang-gadang sebagai tanaman pangan potensial mengingat tepung yang dihasilkan dari umbi porang memiliki nilai ekonomi tinggi, namun harga jual bahan baku umbi porang saat ini justru anjlok di pasaran. Oleh karena itu, tim pengabdian masyarakat Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi yang diketuai Rr. Retno Widyowati, S.Si., Apt., M.Pharm., Ph.D. terjun ke lapangan untuk berdiskusi langsung dengan para petani dan menjawab kegelisahan mereka.
Tiga pakar dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dilibatkan dalam diskusi interaktif dengan petani porang Wonosalam, yaitu Prof. Dr. apt. Sukardiman, M.S., Prof Dr. apt. Sudjarwo, M.S., dan apt. Helmy Yusuf, S.Si., M.Sc., Ph.D. Sebagai pengantar diskusi, masing-masing narasumber menyampaikan materi singkat mengenai porang. Yang pertama adalah Prof. Dr Sukardiman, Apt, M.S. yang bercerita mengenai pemanfaatan porang dalam kesehatan. Porang diketahui mengandung glukomanan sebagai komponen tertinggi, selain itu ada pati, serat kasar, dan juga protein. Porang memiliki pangsa pasar ekspor yang besar seperti Jepang yang secara massif memanfaatkan kandungan glukomanan pada porang dalam sebagai bahan pangan dan industri lainnya. Lebih lanjut lagi, kandungan glukomanan ini memiliki segudang potensi manfaat bagi kesehatan di antaranya menurunkan kolesterol dan kadar gula dalam darah serta sebagai makanan diet untuk menurunkan berat badan.
Sejalan dengan itu, Prof. Dr. apt. Sudjarwo, M.S. memaparkan pengujian glukomanan yang diperoleh dari umbi porang pada aktivitas diabetes yang telah dilakukan sebelumnya dan hasilnya menunjukkan bahwa glukomanan dari porang efektif menurunkan kadar gula dalam darah. Dengan demikian, porang berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pangan fungsional dan menjadi makanan diet bagi penderita diabetes. Selain sebagai pangan fungsional, pemanfaatan porang juga merambah ke bidang farmasi yaitu sebagai bahan pengisi atau eksipien pada sediaan tablet. Seperti yang disampaikan oleh apt. Helmy Yusuf, S.Si., M.Sc., Ph.D., kandungan glukomanan pada porang memiliki karakter yang diinginkan dari suatu bahan pengisi tablet. Hal ini tentu akan menarik pangsa pasar dari sektor industri farmasi apabila porang berhasil diolah menjadi bahan pengisi tablet, mengingat selama ini industri farmasi masih mengimpor bahan-bahan pengisi dari luar negeri dengan harga yang mahal.
Cara sederhana untuk mengolah umbi poramg adalah dengan menjadikannya tepung porang. Olahan tepung memiliki nilai jual lebih baik dari umbi porang dan lebih stabil walaupun tidak setinggi harga isolat glukomanannya yang bisa mencapai harga ratusan ribu per kilogram. Pengolahan porang harus benar karena senyawa oksalat yang terkandung pada umbi membuatnya tidak bisa langsung dikonsumsi layaknya ketela atau singkong. Senyawa oksalat meninggalkan rasa gatal di tenggorokan hingga mual dan muntah jika dikonsumsi. Hal ini yang menyebabkanq petani porang di Wonosalam bergantung pada penjualan umbinya saja dan tidak mengolahnya menjadi produk makanan tertentu. Para pakar dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga membagikan triks sederhana untuk menghilangkan kandungan oksalat pada porang. Caranya, umbi porang diiris tipis-tipis kemudian direndam dalam air garam dengan kadar 4-8% selama setidaknya semalaman. Air rendaman garam dapat diganti secara berkala untuk menghilangkan oksalat sepenuhnya.
Para petani porang antusias sekali mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat. Hal ini terlihat dari forum diskusi yang berlangsung gayeng membahas permasalahan yang dihadapi petani porang di Wonosalam. Melalui ketua kelompok tani dr. Sahudi, petani porang mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Kegiatan ini ibarat embun di musim kering yang tandus ketika para petani bimbang untuk melanjutkan budidaya porang di tengah kondisi sulit seperti sekarang. Petani porang Wonosalam pun berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan sebagai langkah awal untuk kegiatan-kegiatan berikutnya untuk mengembangkan potensi porang di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Seiring dengan harapan tersebut, tim pengabdian masyarakat Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mewacanakan kegiatan kemitraan untuk membina petani porang, khususnya di Wonosalam, agar mampu mengolah porang secara mandiri. Harapannya, para petani mampu menghasilkan produk dari porang dengan nilai ekonomi lebih tinggi, sekaligus memberdayakan masyarakat melalui kegiatan kemitraan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 17 yakni “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”.
Kontributor: Diajeng Putri Paramita (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga)