(gambar: shutterstock)
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh. Perkembangan sel kanker sangat bergantung pada angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang memasok oksigen dan makanan yang dibutuhkan untuk proliferasi sel tumor dan perkembangan metastasis. Perkembangan sel kanker dapat diinduksi oleh angiogenesis yang diaktifkan oleh beberapa faktor pertumbuhan seperti reseptor faktor pertumbuhan endotel vaskular atau vascular endothelial growth factor receptor (VEGFR). Dua reseptor penting pada faktor pertumbuhan yang mempengaruhi angiogenesis adalah reseptor tirosin kinase atau tyrosine kinase receptor (TKR) dan VEGFR-2.
Asam ferulat adalah senyawa asam fenolik yang menunjukkan antioksidan dan aktivitas sitotoksik pada sel kanker. Asam ferulat dapat menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis sel osteosarkoma melalui jalur PI3K/Akt. Asam ferulat juga memiliki aktivitas anti-inflamasi dan menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang berhubungan dengan angiogenesis. Dalam upaya meningkatkan asam ferulat sebagai kandidat obat untuk kemoprevensi kanker, peneliti dari Universitas Airlangga yaitu Juni Ekowati, Iwan Sahrial Hamid, Nuzul Wahyuning Diyah, dan Siswandono yang tergabung dalam Drug Development-RG melakukan penelitian untuk memverifikasi aktivitas antiangiogenik dan aktivitas penghambatannya siklooksigenase-2 (cyclooxygenase-2/COX-2) dan faktor pertumbuhan endotel vaskular (vascular endothelial growth factor/VEGF) pada telur ayam dalam model membran chorioallantoic (chorioallantoic membrane /CAM). Uji CAM adalah teknik yang handal dan dapat diterapkan untuk menilai calon obat potensial. Untuk memverifikasi mekanisme FA dalam penghambatan angiogenesis, para peneliti melakukan docking molekuler pada reseptor enzim COX-2, tirosin kinase, dan VEGF-2
Uji antiangiogenesis asam ferulat pada dosis 30, 60, dan 90 µg telah dilakukan menggunakan CAM telur ayam yang berumur 9 hari dan dirangsang oleh faktor pertumbuhan fibroblas dasar pada 60 ng serta celecoxib sebesar 60 µg digunakan sebagai obat referensi. Aktivitas penghambatan pada VEGF dan COX-2 ditentukan dengan uji imunohistokimia dan docking molekuler asam ferulat dilakukan dengan program Molegro Virtual Docker ver. 5.5 pada enzim COX-2 (PDB ID 1CX2), reseptor tirosin kinase (PDB ID 1XKK), dan reseptor VEGF-2 (PDB ID 4ASD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam ferulat pada dosis 30, 60, dan 90 µg secara signifikan mencegah angiogenesis dalam model CAM, yang direpresentasikan sebagai aktivitas penghambatan terhadap sel-sel endotel pembuluh darah (42,6-70,7%) dan neovaskularisasi (43,0-86,6%). Aktivitas penghambatan asam ferulat terhadap ekspresi VEGF lebih kuat daripada aksinya pada ekspresi COX-2.
Aktivitas pada VEGF-2 dan COX-2 mengalami penurunan akibat perlakuan dengan asam ferulat pada kisaran dosis 30-90 µg berhubungan dengan penghambatan angiogenesis, yang ditunjukkan oleh dua parameter, yaitu penghambatan neovaskularisasi dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah. Disimpulkan bahwa asam ferulat adalah agen terapi antiangiogenik yang menjanjikan terutama pada tahap awal, dan aktivitas ini dapat muncul dari aksi penghambatan pada protein COX-2 dan VEGF-2.
Hasil penelitian dapat diakses di https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32939139/
Penulis : Zakkya Novi
Editor : Dr. Juni Ekowati, M.Si, Apt.