TIM Fakultas Farmasi UNAIR berfoto bersama usai berhasil meraih empat juara di PIMFI 2019yang digelar pada 19 Agustus hingga 26 Agustus 2019. (Foto: Istimewa)
UNAIR NEWS – Empat tim dari Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih juara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (PIMFI) 2019. Lomba tersebut dilaksanakan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mulai 19 Agustus hingga 26 Agustus 2019.
Empat tim tersebut adalah Tim Firmansyah Ardian yang menjadi juara I Lomba Herbarium, disusul tim Rika Uyunul Mabilla juara II Lomba Herbarium, tim Rifqi Anindhita Karunia menjadi juara III Lomba Poster, dan terakhir tim Aprilia Nuraini juara III Lomba Compounding PIMFI 2019. PIMFI 2019 dilaksanakan bersamaan dengan rapat tengah tahun Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) di ULM.
Firmansyah Ardian mengungkapkan bahwa selain mengikuti lomba PIMFI 2019, dirinya menjadi delegasi dari perwakilan fakultas. Mengingat, ia saat ini juga menjabat sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Farmasi UNAIR 2019.
Terdapat enam jenis lomba pada PIMFI 2019. Yakni, Herbarium, Clinical Skill Event (CSE), Pharmaceutical Counseling Event (PSE), Poster, Karya Tulis Ilmiah, dan Debat. Sementara itu, lomba herbarium sendiri merupakan lomba mengumpulkan tanaman endemik dari setiap kota untuk dikeringkan, lalu dirangkai menjadi sebuah hiasan.
Tanaman palasa (ploso) terpilih menjadi bunga endemik yang digunakan tim Firman pada Lomba Herbarium PIMFI 2019. Bunga tersebut didapatkan dari Kebun Raya Purwodadi. Setelah lolos babak penyisihan, lima tim yang lanjut ke final harus mempresentasikan mengenai khasiat, cara merawat, sampai dengan cara mengolah tanaman palasa menjadi obat.
“Ini merupakan mimpi besar sejak semester I. Saya terinspirasi dari kakak tingkat sebelumnya. Sebenarnya sudah mau ikut lomba ini, tetapi baru kesampaian di semester V. Dan, alhamdulillah dapat juara III di lomba poster,” ujar Rifqi.
Rifqi mengaku mendapatkan banyak teman ketika mengikuti PIMFI 2019. Hal itu merupakan pengalaman pertamanya mengikuti lomba di luar Jawa. Berkesempatan mencicipi makanan soto banjar dan lontong orari menjadi pengalaman lain yang menarik. Sebelum lolos ke babak final, Rifqi harus mengirim karya posternya untuk diseleksi. Akhirnya karyanya berhasil menembus 10 besar.
“Jangan takut berharap karena itu nggak salah asalkan harapan itu disertai dengan usaha. Juga jangan cepat puas. Tetap berdoa dan rendah hati karena Tuhan pasti punya jalan. Baik ketika nanti menang maupun kalah,” tutur Rifqi.
Di sisi lain, Firman menambahkan bahwa menang lomba itu jangan dijadikan prioritas. Hal itu bisa membuat kita sombong dan bisa merendahkan orang lain. Tetap fokus mengikuti lomba dan niatkan untuk mencari ilmu lalu serahkan hasilnya pada Tuhan, kalau menang alhamdulillah kalau kalah jadikan pengalaman untuk mengikuti lomba selanjutnya. (*)
Penulis : Anugrah Visar Rahman
Editor: Feri Fenoria Rifa’i