
Program Taiwan Experience Education Program (TEEP) 2025 kembali dibuka dan menjadi salah satu peluang internasional yang paling banyak diminati mahasiswa Indonesia. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Taiwan sebagai inisiatif untuk memperluas jejaring akademik sekaligus menarik talenta muda dari berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengikuti kegiatan riset, pengembangan kompetensi, dan pengalaman lintas budaya di universitas-universitas Taiwan. Salah satu Universitas yang membuka program tersebut adalah National Chiayi University.
Sebagai institusi yang memiliki reputasi internasional, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai universitas mancanegara. Salah satu mitra yang memiliki hubungan erat dengan FF UNAIR adalah National Chiayi University di Taiwan. FF UNAIR dan National Chiayi University (NCYU) telah berulang kali bekerja sama dalam bidang akademik maupun riset. Program student outbound juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara kedua institusi tersebut terbangun dengan kuat.
Pada program ini, mahasiswa yang dikirim untuk ke NCYU adalah Kevin Hermawan Hutahaean dan Jevon Samuel Sabariman. Keduanya merupakan mahasiswa farmasi tingkat sarjana 2022. Mereka telah menjalani aktivitas riset selama 3 bulan di NCYU dari tanggal 1 September 2025 hingga 30 November 2025. Masing-masing mahasiswa melakukan riset tentang pengembangan obat berbahan tradisional sebagai agen anti-inflamasi dan anti-aging dari bahan alam yang ada Indonesia. Pada riset ini, digunakan 2 tanaman yaitu Bunga kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dan buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.).
Kevin dan Jevon melakukan riset pada NCYU menggunakan metode in vitro. Pada pengujian anti-inflamasi, digunakan kultur sel makrofag dan sel melanoma. Kultur sel makrofag ini digunakan sebagai model riset anti-inflamasi dengan mekanisme menekan produksi molekul pemicu peradangan yang berlebihan. Sedangkan pada kultur sel melanoma menjadi model riset untuk agen pencerahan melalui mekanisme penghambatan reaksi melanogenesis pada kulit. Pada akhirnya, penelitian tersebut digunakan sebagai penunjang tugas akhir Skripsi bagi kedua mahasiswa tersebut.
Melalui kolaborasi riset tersebut, FF UNAIR turut berkontribusi pada pencapaian SDGs 17, yaitu Partnership for the Goals. Selain memperluas wawasan akademik mahasiswa, kerja sama ini diharapkan menghasilkan manfaat yang lebih luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam mengkaji potensi pemanfaatan bahan alam untuk bidang kesehatan.
