info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Bekerjasama dengan International Islamic University Malaysia, FF UNAIR Kembangkan Ekstrak Allergen Udang

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) yang menduduki peringkat pertama fakultas farmasi terbaik di Indonesia tentunya telah banyak bekerjasama dengan sederet perguruan tinggi bergengsi dunia. Kerjasama yang dijalin salah satunya pada bidang penelitian untuk menghasilkan inovasi demi peningkatan kesehatan masyarakat untuk mendukung SDGs poin 9.

Prof. apt. Junaidi Khotib, M.Kes. Ph.D. selaku Dekan sekaligus Guru Besar FF UNAIR bekerjasama dengan Prof. Muhammad Taher asal International Islamic University Malaysia (IIUM) untuk meneliti ekstrak allergen untuk pasien yang alergi pada udang. Ekstrak allergen udang sebagai Allergen-specific Immunotherapy (AIT) merupakan satu-satunya terapi yang memodifikasi penyakit alergi melalui induksi toleransi atau desensitisasi imun alergen-spesifik dan direkomendasikan untuk pengobatan jangka panjang.

Namun ekstrak alergen dari sumber yang sama tetapi diproduksi oleh produsen yang berbeda dapat memiliki kandungan dan potensi yang sangat berbeda juga. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengevaluasi efektivitas ekstrak alergen udang (Shrimp Allergenic Extract/SAE) yang sedang dikembangkan di Indonesia pada model mencit gastrointestinal alergi. Pendekatan yang digunakan untuk mengamati efektivitas SAE meliputi gejala alergi sistemik, konsentrasi serum IgE dan IgG2a, rasio konsentrasi serum IgE/IgG2a, dan ekspresi mRNA IL-5 dan IL-10 pada ileum model mencit.

Secara keseluruhan, pemberian ekstrak allergen SAE yang dikembangkan di Indonesia pada penelitian ini memiliki efektivitas yang baik sebagai agen diagnostik maupun imunoterapi. Efektivitas SAE sebagai agen diagnostik dapat dilihat dari peningkatan skor gejala alergi sistemik, konsentrasi serum IgE, rasio konsentrasi serum IgE/IgG2a, dan ekspresi mRNA IL-5 pada ileum dari kelompok mencit yang disensitisasi SAE tanpa mendapat imunoterapi. Sedangkan efektivitas SAE sebagai agen imunoterapi dapat dilihat dari penurunan skor gejala alergi sistemik, penurunan konsentrasi serum IgE, rasio konsentrasi serum IgE/IgG2a, dan ekspresi mRNA IL-5 pada ileum, serta peningkatan ekspresi mRNA IL-10 pada ileum.