Tak menyia-nyiakan masa muda, itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Maria Apriliani Gani. Perempuan kelahiran Minahasa, 9 April 1999 ini berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Farmasi pada usia yang sangat muda.
Bahkan, Maria juga mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik dalam program S3 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan IPK sempurna, yaitu 4.00. Selama studi S1, ia telah menunjukkan minatnya dalam dunia penelitian dengan berbagai kompetisi PKM (program kreativitas mahasiswa) di tingkat nasional dan berhasil meraih beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah (PKPI) dari KEMENDIKBUD-RISTEK.
Penelitian Luar Negeri
Melalui beasiswa tersebut, Maria memanfaatkan kesempatannya untuk melakukan penelitian selama enam bulan di Seoul National University, Korea Selatan. Selain itu, ia juga terlibat dalam proyek penelitian bersama University of Rennes, Prancis, dan menerima bantuan mobilitas Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.
"Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia,".
Wisudawan doktor termuda mengungkapkan bahwa melakukan penelitian di luar negeri bukanlah hal yang mudah. Ia menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya baru, namun akhirnya berhasil mengatasi semua itu. Pengalaman di luar negeri memberikannya wawasan tentang teknologi yang belum tersedia di Indonesia, serta pemahaman mengenai budaya positif yang dapat diterapkan di tanah air.
Prestasi Terbaik
Keberhasilannya sebagai salah satu doktor termuda di Indonesia menjadi sumber kebanggaan bagi Maria. Pencapaiannya sebagai doktor baru dalam bidang Ilmu Farmasi terjadi hanya beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke-24. "Lima hari setelah berulang tahun yang ke-24, saya diyudisium sebagai doktor baru di bidang Ilmu Farmasi. Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24," ujar awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) itu. Maria merasa sangat bahagia karena diyudisium pada usia yang masih muda, dan hal ini menjadi kado spesial baginya.
Dalam studi doktoralnya, Maria Apriliani Gani melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia.
Foto : Dok UNAIR NEWS