Kasus karies gigi di Indonesia tergolong masih tinggi dengan sebagian besar menyerang usia anak-anak. Hal tersebut menjadi awal munculnya ide kreatif dari kelompok PKM-R Universitas Airlangga. Tim ini diketuai oleh Dennia Oktavia Zahidah Hulwah (FK-2018) dan beranggotakan Muflikhah Ramadhani (FK-2018) serta Jihan Bobsaid (FF-2019). Tim PKM-R dengan judul “Efektivitas Mouthwash Berbahan Dasar Kombinasi Ekstrak Camellia sinensis (Teh Hijau) dan Mentha piperita (Daun Peppermint) sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus Mutans” ini berhasil lolos menuju PIMNAS 34 yang akan diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara pada 25-29 Oktober 2021 secara daring.
Dennia mengungkapkan bahwa penyebab utama karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans. Sementara itu, produk pembersih mulut dan gigi di pasaran umumnya hanya mengandung satu bahan tanaman saja seperti mint. Padahal kombinasi bahan tanaman dapat memberikan aktivitas antibakteri yang lebih baik. Oleh karena itu, Dennia dan tim memilih untuk mengkombinasikan tanaman mint dan teh hijau sebagai bahan aktif dalam mouthwash yang mereka rancang.
“Tanaman mint dan teh hijau kami pilih karena mudah ditemukan, seperti di Malang. Selain itu, mouthwash dengan kombinasi dua bahan ini juga belum ada,” tambah Muflikhah yang akrab disapa Ica.
Berdasarkan studi literatur yang telah mereka lakukan, mereka memilih kedua tanaman ini karena teh hijau mengandung senyawa polifenol seperti epigallocatechin-3-gallate(EGCG) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Daun mint sendiri mengandung menthol dan menthone yang berkhasiat sebagai antibakteri.
Tahapan yang dilakukan dalam proses produksi mouthwash ini antara lain ekstraksi daun segar dengan proses maserasi dan pembuatan moutwash menggunakan teknik pencampuran berdasarkan rasio. Setelah itu mouthwash yang dibuat diujikan dalam beberapa pengujian. Pengujian yang pertama adalah penentuan zona inhibisi dengan metode difusi agar. Bukan tanpa kendala, pada pengujian kedua yakni Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dengan metode dilusi, Dennia dan tim tidak berhasil mendapatkan hasil yang jernih sehingga harus mencoba metode lain. “Karena dengan metode dilusi gagal, maka kita menggunakan uji koloni dan (pengujian) berhasil,” ucap Dennia. Selain itu, juga dilakukan uji organoleptis, penentuan nilai pH, dan screening fitokimia untuk mengecek kandungan polifenol.
Kendala terbesar dari tim ini adalah PPKM. Rencana awal untuk memproduksi mouthwash di Surabaya harus diubah menjadi di Malang karena terdapat dua anggota yang berdomisili di sana sehingga memudahkan prosesnya. Kedua anggota tersebut yakni Dennia dan Jihan bertugas dalam produksi mouthwash yang dilakukan di Laboratorium Materia Media Batu. Sedangkan pengujian antibakteri dilakukan di Research Center FKH UNAIR dan pengujian lain dilakukan di Poltekkes Malang.
Selain pembagian kerja yang harus disesuaikan, kendala lain yang dihadapi adalah kesulitan mendapatkan akses untuk mengumpulkan bahan baku dari perkebunan di Lawang, Malang. Selain itu, jadwal KKN (kuliah kerja nyata) yang diambil kedua mahasiswi fakultas kedokteran berbarengan dengan pelaksanaan penelitian. Namun, hal itu tidak meruntuhkan semangat ketiga mahasiswi ini untuk melanjutkan ide kreatif mereka hingga mampu bertahan dalam proses panjang mulai dari seleksi univ hingga lolos ke PIMNAS 34. Kunci mereka adalah saling bekerja sama dan membantu apabila ada yang berhalangan. Hal tersebut juga tidak lepas dari bimbingan dan arahan dosen pembimbing, Ibu dr. Yuni Setiawati, M.Ked.
Gabungan dua fakultas dan dua angkatan yang berbeda memberikan keuntungan bagi tim ini. “Untuk ekstraksi, determinasi tanaman sudah banyak dipelajari di farmasi. Sedangkan untuk penyusunan artikel penelitian, terdapat dua anggota lain yang lebih berpengalaman,” tutur Jihan.
Harapan mereka tidak muluk, asalkan mereka bisa menyelesaikan seluruh proses yang telah disusun, mereka puas dan bersyukur atas apa yang akan didapatkan. Saat ini, mereka sedang mengajukan artikel ilmiah ke dua jurnal nasional yakni Jurnal Kedokteran Meditek dan Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan serta merampungkan penyusunan laporan akhir sebagai luaran PKM-R.
“Penelitian ini merupakan wujud kontribusi kami dan semoga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Bagi teman-teman yang memiliki minat dan ide kreatif terkait penelitian, bisa disalurkan melalui PKM. Namun kita harus sabar dan memiliki kesungguhan hati dalam menjalankannya supaya rencana yang disusun bisa terlaksana dan mampu bertahan mengikuti proses perlombaan yang cukup lama,” tutup Dennia.
Kontributor: Alfionita Isnaini (Tim Farmapos FF UNAIR)