Workshop Internasional Bertajuk Pembuatan Obat Tradisional, Farmasi Unair Sabet 2 Juara
Pandemi virus korona yang telah merebak selama satu tahun lebih mendorong inovasi masyarakat dalam menciptakan pengobatan herbal yang berkhasiat dan mudah diracik. Pemandangan itulah yang didapat dari pelatihan online yang diprakarsai oleh Fakultas Farmasi Unair pada 6 Agustus 2021. Bertajuk “Community Development: The Process of Making Herbal Medicine”, acara ini merupakan puncak dari agenda besar yang dilaksanakan pada 9 dan 16 Juli lalu. Sepuluh presenter terpilih menampilkan video khasiat dan prosedur pembuatan obat tradisional yang diilhami dari kearifan budaya tempat mereka berasal.
Presenter pertama, Nurulia Rochmah, menjelaskan pembuatan jamu penyembuh maag dari jahe, kunyit, lengkuas, dan serai. Kemudian, giliran Alfira Maulidiyah Rahmah yang menggabungkan jahe dan kunyit dengan cendol buatannya sendiri. Selanjutnya, Abu MD Ashif Ikbal, sebagai salah satu presenter dari luar Indonesia, menarik perhatian dengan resep minuman herbal Kadha, yang dikenal manjur oleh masyarakat India dalam mengobati batuk, demam, dan sakit tenggorokan serta meningkatkan imun.
Lindia Adianti Rosalina memaparkan pengolahan jamu kunyit asam. Presentasi bertema sama juga dipersembahkan oleh Cindy Wulan Sari. Keduanya sependapat bahwa kandungan aktif kurkumin dalam kunyit mampu mengurangi nyeri akibat datang bulan. Selanjutnya, Fany Zumrotul Faizah mempresentasikan “jamu serba tujuh”, yang memanfaatkan daun jarak, kunyit, bawang daun, dan asam jawa, sebagai penawar gangguan pencernaan seperti perut kembung dan mual. Sebagai presenter penutup untuk sesi pertama, Liyuza Safira memperkenalkan daun angsana kepada hadirin sebagai obat demam.
Sesi kedua diawali oleh Hamida Islam dengan uraian formula daun kemangi suci sebagai obat demam, daun mimba sebagai masker pencerah kulit, dan berbagai rempah sebagai campuran teh herbal. Pemaparan diteruskan oleh Anwar Parvez yang membuat jus daun pepaya sebagai obat alternatif penyakit liver dan pencernaan. Presentasi ditutup dengan materi yang diangkat dari kearifan NTT berjudul “Minyak Urut Nyong Timur”. Sebagai obat nyeri otot dan sendi, ramuan ini dibuat dari kunyit, jahe merah, biji dan kulit batang kelor, sereh merah, serta daun aik onik.
Pada akhir setiap sesi diadakan diskusi antara lima panelis yang meliputi ahli dari Indonesia sampai India. Salah satunya Dr. Mazlina Mohd Said. Dosen Universitas Kebangsaan Malaysia ini memberikan saran kepada hadirin untuk memperhatikan kadar tanaman herbal dan metode pengolahannya dengan mencontohkan pembuatan ekstrak daun kemangi suci. “Daun tulsi (kemangi suci) memiliki banyak potensi sebagai obat. Namun, apabila ditelisik, ekstrak dengan kadar daun tulsi yang tinggi dapat membahayakan liver. Jadi, jumlah bahan dan tahap persiapan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi kadar produk akhir,” jelasnya dalam bahasa Inggris.
Di penghujung acara, pemenang kompetisi video produk herbal diumumkan dengan bangga. Juara ketiga direbut oleh Abu MD Ashif Ikbal dengan “Kadha Recipe”. Juara kedua dan pertama berturut-turut berhasil diduduki oleh mahasiswa farmasi Unair atas nama Linda Adianti Rosalina dengan “Kunyit Asam” dan Alfirah Maulidyah Rahmah dengan “Cendol Jamu.”
Kontributor: Athallah Syauqi, Rizky Alya, Briline Steffy (Tim Farmapos)