UNAIR NEWS – Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga sebagai salah satu institusi terkemuka di bidang kefarmasian Indonesia menggelar International Conference on Applied Pharmaceucial Sciences (ICoAPS) 2018. Konferensi bertempat di Shinta Ballroom, Hotel Wyndham, pada Kamis-Jum’at (18-19/10).
ICoAPS 2018 merupakan forum ilmiah Fakultas Farmasi UNAIR untuk memfasilitasi praktisi dan akademisi yang bergerak di bidang pengembangan obat dan manajemen pelayanan kefarmasian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengintegrasikan keilmuan dan teknologi yang dicapai untuk pemanfaatan di bidang kesehatan secara global.
Melalui kegiatan ini, para akademisi, mahasiswa, peneliti, praktisi, serta anggota masyarakat lainnya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman lewat presentasi secara lisan dan poster ilmiah. Khususnya, mengenai matural product, analytical and medicinal chemistry, drug delivery and pharmaceutical technology, bioequivalence and biosimilar, community and clinical pharmacy, dan drug regulatory affairs.
Sebagai hasil dari kegiatan ini, makalah yang terpilih akan dipublikasikan pada prosiding terindeks Scopus. Harapannya, dapat meningkatkan reputasi UNAIR sebagai institusi akademik baik nasional maupun internasional.
“Jadi melalui kegiatan ini diharapkan muncul ide-ide atau gagasan baru terkait teknologi pengobatan, khususnya di FF UNAIR. Serta ada pihak yang bersedia untuk join research, baik dari nasional maupun internasional,” papar ketua panitia ICoAPS 2018 Andang Miatmoko., Ph.D Apt.
Dalam kesempatan itu, Prof. Mariko Takeda dari Kobe Gakuin University memberikan materi Drug Delivery and Pharmaceutical Technology. Ia menjelaskan tentang penggunaan sel penetrating peptida sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan kosmetik dan pigmen pada kulit.
“Itu tergantung pada kosmetiknya mau dibuat seperti apa, dan penggunaan cell penetrating peptide ini belum banyak dikembangkan di Indonesia,” tegas Prof Mariko.
Yang diharapkan setelah kegiatan ini, adalah adanya pengembangan teknologi kefarmasian sesuai dengan IPTEK terbaru dan perbaikan pendidikan profesi apoteker untuk mendukung kebutuhan global. (*)
Sumber: UNAIR News
Penulis : Fariz Ilham Rosyidi
Editor : Binti Q. Masruroh