
Alumni Berbagi 2025: Menyingkap Jalur Tersembunyi dalam Dunia Farmasi
“Setiap orang punya jalur yang berbeda untuk sampai pada titik kesuksesannya.”
Kalimat itu menjadi benang merah dari kegiatan Alumni Berbagi 2025: Unveiling Hidden Paths in Pharmacy, acara yang membuka wawasan mahasiswa Fakultas Farmasi tentang luasnya peluang karier di bidang kefarmasian. Tidak hanya di apotek, rumah sakit, atau industri obat, ilmu farmasi ternyata juga dapat mengantarkan seseorang ke berbagai ranah profesi yang mungkin belum banyak dikenal sebelumnya.
Platform Kolaborasi Mahasiswa dan Alumni
Pada Sabtu, 25 Oktober 2025, Departemen Humas bekerja sama dengan Pengprof mengadakan webinar Alumni Berbagi 2025.
Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan para alumni dalam suasana santai namun penuh insight.
Tujuannya: memberikan gambaran nyata mengenai dunia kerja dan berbagai jalur karier setelah lulus.
Tahun ini, tiga alumni hadir sebagai narasumber, masing-masing membawa kisah perjalanan karier yang inspiratif dari tiga bidang berbedafarmasi veteriner, farmasi pangan, dan farmasi forensik.

Farmasi Veteriner: Menjaga Kesehatan Hewan, Menopang Kesehatan Global
Sesi pertama dibawakan oleh apt. Muhammad Nashrullah, S.Farm., yang mengupas tuntas tentang peran farmasis di dunia farmasi veteriner.
Beliau menjelaskan perbedaan antara obat hewan dan obat manusia, klasifikasi obat hewan, hingga tanggung jawab besar seorang Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PJTOH) dalam memastikan mutu, keamanan, dan legalitas produk.
Mas Nashrul juga menyoroti isu serius seperti peredaran obat hewan ilegal dan penyalahgunaan antibiotik yang dapat berdampak pada resistansi antimikroba.
Menurutnya, farmasis di bidang veteriner punya kontribusi penting dalam menjaga kesehatan hewan yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (One Health Concept).
Farmasi Pangan dan Farmapreneurship: Dari Laboratorium ke Dunia Bisnis
Materi kedua menghadirkan apt. Samsul Sudhibiyo, S.Farm., yang membuka pandangan peserta tentang farmasi pangan dan farmapreneurship.
Sebagai Founder dan Direktur PT. Yasma Natura Internasional, beliau mengajak mahasiswa untuk melihat potensi besar di industri pangan berbasis sains farmasi.
“Apoteker bukan hanya memformulasikan obat, tetapi juga memformulasikan peluang,” ujarnya dengan tegas.
Pak Samsul berbagi kisah dalam mengembangkan bisnis maklon di Yasma Natura mulai dari kerja sama produksi, pengembangan produk inovatif, hingga menjaga kualitas di tengah persaingan industri yang dinamis.
Pesannya jelas: farmasis punya peran besar dalam menciptakan produk pangan fungsional dan sehat yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Farmasi Forensik: Ketika Ilmu Farmasi Bertemu Hukum
Sesi terakhir dibawakan oleh Kombes Pol. apt. Kuswardani, S.Si., M.Farm., yang memperkenalkan dunia farmasi forensik bidang yang menggabungkan ilmu kefarmasian dengan hukum dan penyelidikan ilmiah.
Beliau menjelaskan berbagai peran farmasis dalam analisis bahan baku obat, kosmetik, dan makanan, serta kontribusinya dalam pembuktian kasus hukum, seperti dugaan keracunan atau penyalahgunaan obat.
Meski “farmasi forensik” belum diatur secara spesifik dalam regulasi, Pak Kuswardani menegaskan bahwa peran farmasis dalam mendukung proses penyelidikan ilmiah dan penegakan hukum sangatlah penting.
Menemukan Arah, Menciptakan Peluang
Melalui Alumni Berbagi 2025, peserta disadarkan bahwa profesi farmasis memiliki cakupan yang sangat luas dan dinamis.
Dari bidang veteriner, pangan, hingga forensik, para narasumber membuktikan bahwa ilmu farmasi bisa memberi manfaat nyata di berbagai sektor kehidupan.
Kegiatan ini bukan sekadar ajang berbagi pengalaman, tetapi juga menjadi sumber inspirasi agar mahasiswa berani keluar dari zona nyaman dan menciptakan jalannya sendiri menuju kesuksesan.
Karena pada akhirnya, menjadi farmasis bukan hanya tentang memahami obat, tetapi tentang bagaimana menggunakan ilmu itu untuk memberi dampak bagi kesehatan, kemanusiaan, dan kemajuan bangsa.
Kegiatan ini merupakan cerminan dukungan FF UNAIR untuk mewujudkan SDGs 4 "Quality Education".
