Kolaborasi Lintas Fakultas Mahasiswa Unair Ciptakan Obat Kumur Nanopartikel Perak dari Kulit Manggis, Lawan Infeksi Jamur Mulut
Di tengah maraknya riset bahan alam, sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga berhasil memadukan kekayaan alam Indonesia dengan teknologi modern. Mereka tengah mengembangkan obat kumur berbasis nanoteknologi dari ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) yang diformulasikan menjadi nanopartikel perak (AgNP) untuk mengatasi infeksi jamur mulut (denture stomatitis) yang kerap menyerang pengguna gigi tiruan.
Inovasi ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang didanai oleh Belmawa Kemendikbudristek. Tim riset lintas disiplin ini beranggotakan Anggi, Risma, Rifdah, Yusma, dan Zakiah yang masing-masing berasal dari Fakultas Farmasi, Kedokteran Gigi, Keperawatan, dan Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga, di bawah bimbingan dosen Fakultas Farmasi, Prof. apt. Rr. Retno Widyowati, S.Si., MPharm., Ph.D.
Masalah yang Jadi Inspirasi
Sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi menggunakan gigi tiruan untuk membantu fungsi mengunyah dan estetika, namun dibalik manfaat tersebut muncul permasalahan kesehatan mulut yang sering diabaikan, yaitu denture stomatitis. Penyakit ini terjadi akibat perubahan jamur Candida albicans dari flora normal menjadi patogen di rongga mulut, terutama pada pengguna gigi tiruan dengan kebersihan yang kurang terjaga. Akibatnya, mukosa mulut mengalami kemerahan, nyeri, hingga peradangan yang mengganggu kenyamanan pasien. Kondisi ini semakin memprihatinkan karena obat antijamur konvensional seperti nistatin dan flukonazol mulai kehilangan efektivitasnya akibat resistensi jamur, sehingga dibutuhkan pendekatan baru yang lebih alami, aman, dan berkelanjutan. Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Universitas Airlangga terdorong untuk mencari inovasi alternatif sebagai solusi terhadap meningkatnya kasus denture stomatitis di kalangan pengguna gigi tiruan.
Teknologi Nano untuk Bahan Alam
Kunci inovasi ini ada pada penerapan nanoteknologi. Ekstrak kulit manggis, yang dikenal kaya senyawa polifenol dengan aktivitas antijamur, diformulasikan menjadi nanopartikel perak (AgNP). Melalui proses green synthesis, partikel perak direduksi menggunakan ekstrak kulit manggis tanpa bahan kimia berbahaya. Hasilnya adalah partikel berukuran nano yang mampu meningkatkan stabilitas, daya serap, dan efektivitas zat aktif saat melawan jamur di rongga mulut.
“Nanoteknologi memungkinkan senyawa aktif menembus biofilm jamur yang biasanya sulit dijangkau oleh obat biasa. Jadi, efek terapinya bisa lebih kuat dan cepat,” jelas Anggi Ratu Felisya, selaku ketua tim dari program studi Farmasi.
Uji Laboratorium dan Harapan ke Depan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Airlangga selama empat bulan. Sediaan mouthwash akan diuji secara in vitro untuk melihat kemampuan menghambat pertumbuhan Candida albicans, serta secara in vivo menggunakan hewan uji untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
Tim berharap hasil penelitian ini dapat menjadi produk obat kumur herbal berbasis nanoteknologi yang siap dikembangkan secara klinis. Dengan bahan alami lokal dan pendekatan ilmiah modern, inovasi ini diharapkan bisa menjadi terapi alternatif untuk infeksi jamur mulut, terutama bagi lansia pengguna gigi palsu.
Selain nilai ilmiahnya, riset ini juga berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan kesejahteraan bagi semua orang. Dengan menggabungkan bahan alam dan teknologi nano, mahasiswa Universitas Airlangga menunjukkan bahwa inovasi kesehatan tidak harus mahal atau bergantung pada bahan impor — cukup dengan riset, kolaborasi, dan kreativitas.