info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Lulusan Pertama Asal Malaysia, Langsung Kerja

(*). Fakultas Farmasi Universitas Airlangga baru saja meluluskan mahasiswa asing pertamanya, pada (3/11) baru lalu. Kedua mahasiswa asal Malaysia tersebut berhasil menyelesaikan studi tepat waktu, 2003-2007. Prestasi keduanya pun, terbilang cukup membanggakan.

Selain berhasil lulus tepat waktu, Thanu Radha Maiyauen, berhasil lulus dengan IPK 3,00, sedangkan Tineshwara Velvanathan juga mampu lulus dengan IPK 2,8. Mereka adalah dua dari lima mahasiswa Malaysia angkatan pertama yang kuliah di Fakultas Farmasi Unair.

Yang menarik, keduanya sama-sama meneliti tentang AIDS dalam skripsinya. Hanya saja, Tines telah memilih anti mikroba pada pasien rawat inap, sementara Thanu lebih memilih penelitian tentang penggunaan anti retroviral pada pasien rawat jalan. "Kami teliti penggunaan obat sudah sesuai atau tidak. Kami juga memberi saran pada pihak RSU Dr. Soetomo," ujar Tines.

“Semua lancar, kami diterima dengan baik. Penyusunan kuliah dan praktikum di Unair cukup bagus,” demikian ujar Thanu di sela mengikuti wisuda Universitas Airlangga lalu. Yang paling berkesan, menurut Thanu, meski mahasiswa Farmasi cukup banyak, namun dosen selalu mampu mengenal dengan baik, mahasiswa mereka satu per satu.

Masih menurut Thanu, hal utama yang harus ia tuntaskan selama menjalani perkuliahan di Unair adalah adaptasi dengan lingkungan. Selain diharuskan menyelesaikan beberapa persyaratan keimigrasian, Thanu dan mahasiswa Malaysia yang lain, juga dituntut mampu beradaptasi dengan cepat.

Untuk pemenuhan syarat administratif, mahasiswa Malaysia mengaku banyak mendapat bantuan dari Unair. Padahal, beberapa hal yang disyaratkan, tergolong tidak mudah. Mulai dari pengurusan visa, ijin belajar, perpanjangan visa, laporan Polda, perpanjangan konvensi Dirjen HAM, hingga kartu ijin tinggal sementara. “Semua diurus oleh pihak Fakultas. Jadi kita tidak takut terancam deportasi,” ungkap Thanu.

“Kita memang harus adaptasi soal pertemanan, makanan, dan juga dengan masyarakat di sekitar tempat kos. Teman mahasiswa di sini baik-baik, ramah dan selalu mau membantu,” imbuh Thanu sembari diamini oleh Tines. Ditambahkan oleh Tines, Unair punya komitmen yang bagus untuk lindungi mahasiswa asal Malaysia.

“Saat ramai-ramai dulu, kami sempat dipanggil. Unair tetap mengambil tanggung jawab. Rektor sangat melindungi kita. Kita disuruh untuk tetap konsentrasi belajar dan jangan ikuti masalah politik,” tukas Tines. Yang menggembirakan, Tines dan Thanu mengaku, tidak menjumpai perubahan sikap dari teman-teman mereka di Fakultas Farmasi. Kesemuanya bersikap biasa, dan tetap mau berteman baik dengan mahasiswa asal Malaysia.

Di Fakultas Farmasi, baik Thanu maupun Tines, mengaku memperoleh fasiltas dan sarana praktikum yang cukup memuaskan. “Ruang baca Farmasi bagus. Kami tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Itu terasa sangat membantu,” kenang Tines yang mengaku membawa tujuh orang kerabat saat mendampinginya wisuda.

Setibanya di Malaysia nanti, Thanu dan Tines mengaku sudah mendapat tawaran pekerjaan di sebuah Rumah Sakit pemerintah. Di sana, mereka akan dibimbing selama tiga tahun, dan langsung berhak memperoleh license of pharmacy (gelar apoteker di Indonesia, red.). Di Malaysia, profesi apoteker ditempuh melalui magang kerja.

“Farmasi Unair sudah mendapat akreditasi dari pemerintah Malaysia. Jadi selepas kami dari Unair, langsung bisa bekerja di Malaysia. Sebelum dapat ijazah pun, kami sudah dipanggil wawancara di sana. Kami berharap, karenanya Unair jadi lebih banyak dikenal di semua Negara. Nanti, akan lebih banyak lagi mahasiswa internasional yang masuk ke Unair. Its because Indonesian peoples are helpful, ramah dan senang menerima kami,” demikian ungkap Thanu.