info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Kalangan Industri Jauh Lebih Lengkap

(*). Hakekat penelitian, adalah memecahkan masalah (problem solving). Secara gramatikal, riset merupakan turunan dari bahasa Inggris, yakni research, yang merupakan gabungan dari kata re: kembali, dan to search: mencari. Jadi, boleh dikatakan, inti riset adalah mencari kembali.

Lebih jauh, Hillway dalam bukunya berjudul Introduction to Research menjelaskan bahwa penelitian (riset) merupakan studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut..
Ternyata, problem solving bukan hanya sekedar solusi yang ditulis, atau yang kemudian dipublikasikan. Yang terpenting, sebuah hasil penelitian harus bisa dirasakan manfaatnya bagi kemaslahatan manusia. Dalam hal ini, Perguruan Tinggi sebagai research center, akan terus dinanti langkah nyatanya bagi masyarakat.

Menyadari hal itu, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga berencana memaksimalkan hasil laboratoriumnya bagi lingkungannya. Artinya, Fakultas Farmasi menyadari, meski berada di tengah keterbatasan subsidi dana riset, terus berusaha untuk menggalakkan aktivitas penelitian. Selain melakukannya untuk pengembangan pendidikan, Farmasi Unair ingin hasil risetnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, atau kalangan industri yang membutuhkan.

Melalui Unit Layanan Pengujian (ULP) misalnya, Fakultas Farmasi ingin mengembangkan kontrak riset bersama dengan dunia industri. Melalui kerjasama ini, diharapkan output dari ilmuwan di kampus, akan langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sejalan dengan itu, Direktur ULP, Prof. Dr. rer. nat. Gunawan Indrayanto berharap, agar ke depan, pihaknya mampu menjalin kontrak riset dengan kalangan industri. Hal utama yang harus dibenahi adalah kesiapan infrastruktur. Dalam hal ini, ULP Farmasi harus berusaha menyiapkan kelengkapan alat yang hendak dipakai untuk riset. “Memang susah, jika alatnya saja kita tidak punya. Untuk alat analisa kita memang sudah lebih baik, tapi untuk alat produksi, kalangan industri justru jauh lebih lengkap dari kita,” ujar Prof. Gunawan.

Dikatakan oleh Prof. Gunawan, untuk merealisasikan itu semua, Perguruan Tinggi tetap butuh komitmen dari pemerintah. Khususnya berupa dukungan dalam mengembangkan kegiatan penelitian. “Untuk menjalin kontrak riset dengan kalangan industri, kita harus dipercaya. Agar dipercaya, kita harus mumpuni dalam melakukan riset. Sementara yang terjadi, saat riset, kita masih mengandalkan subsidi dari pemerintah yang jumlahnya tidak mencukupi,” imbuhnya.

Terlepas dari permasalahan yang ada, untuk mengawalinya, Prof. Gunawan mengaku sudah mengembangkan beberapa kerjasama riset yang berskala kecil. Prof. Gunawan sadar, jika ingin membangun kepercayaan, diakuinya kita masih membutuhkan beberapa langkah besar. “Untuk riset kecil-kecilan kita sudah mulai. Agar menjadi besar, kita memang harus jalan bertahap,” pungkas Prof. Gunawan dengan penuh optimisme.