Tim Pengmas FF UNAIR Berdayakan UMKM Masyarakat Melalui Tanaman Kelor
Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Airlangga kembali diadakan sebagai rangkaian pada program Airlangga Community Development Hub (ACHD) 2023 di Gili Iyang, Madura. ACHD kali ini melibatkan civitas akademika dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) yang meliputi dosen dan mahasiswa baik S1 dan S2 yang diselenggarakan pada tanggal 21-22 Oktober 2023. Kegiatan pengmas kali ini mengusung tema “Implementasi dan pembibitan Kader UMKM untuk pengembangan produk berbahan Kelor” sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini merupakan aplikasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) beberapa aspek yaitu antara lain no poverty (1), good health and well-being (3), Decent Work and Economic Growth (8) serta merupakan penguatan prioritas riset nasional (PRN) bidang Blue -Green Economy dan Health.
Prof. Dr. apt. Wiwied Ekasari, M.Si. selaku penanggungjawab pada kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan pembukaan dan materi pengantar kepada masyarakat setempat. Menurut Prof Wiwied, pemilihan daun kelor sebagai bahan utama bukan semata karena kelimpahan jumlahnya di Gili Iyang, melainkan juga karena manfaat Kesehatan yang melimpah. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari kelompok pemuda, ibu-ibu dan bapak-bapak terpilih yang memang berminat untuk berwirausaha, dan dihadiri pula pimpinan FF UNAIR yaitu Dekan, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III serta koordinator Program ACHD dari FF UNAIR.
Prof. Wiwied menjelaskan potensi kelor sebagai salah satu tanaman yang kaya manfaat, diantaranya berpotensi menjadi sektor usaha UMKM. Daun kelor dikenal sebagai sumber pangan yang kayak akan vitamin yang memiliki potensi menurunkan tekanan darah dan gula darah, serta bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui dan anak-anak.
Pada kesempatan kali ini Prof. Wiwied dan tim memberikan pelatihan pembuatan produk olahan berupa stik kelor dan teh daun kelor. Peserta dibagi menjadi dua kelompok besar, masing-masing fokus pada pembuatan stik kelor dan teh daun kelor. Stik kelor dibuat dari bahan sederhana, yaitu daun kelor segar, tepung, telur, garam dan mentega. Proses praktik yang melibatkan peserta langsung meningkatkan antusiasme mereka dalam setiap tahapannya, termasuk saat stik kelor matang dengan aroma wangi. Hasilnya, semua peserta dengan antusias mencicipi produk tersebut, sebagian diantaranya dikemas dalam kemasan yang menarik.
Sementara itu, olahan teh daun kelor dibuat dalam dua jenis, yaitu kemasan simplisia kering dengan berat 10 gram dan daun kelor serbuk dalam kantong teh (tea bag). Peserta melakukan praktik cara pembuatan kantong teh, termasuk pengikatan tali dan penimbangan serbuk untuk setiap kantong teh. Teh yang sudah jadi dikemas dalam kemasan aluminium foil dan ditempel stiker label informasi produk serta saran penyajian. Selain membuat, peserta juga merasakan kenikmatan menyeduh teh kelor ini.
Bapak Ahya, selaku Kepala Pokdarwis Desa Gili Iyang Desa Banraas, menyampaikan bahwa kedua olahan daun kelor ini akan menjadi salah satu produk yang akan dibuat oleh kelompok desa ini untuk diikutkan dalam pameran UMKM di Sumenep Jawa Timur yang akan digelar pada bulan November mendatang. Beliau dan masyarakat setempat sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas ilmu dan materi yang telah mereka terima dari kegiatan ini.
Kegiatan berakhir dengan sesi foto bersama tim FF UNAIR dan para peserta sebagai tanda persahabatan dan kolaborasi yang telah terjalin.
Produk dari Daun Kelor
Penulis: Tim Pengmas FF UNAIR