info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Tim KIH dan Mahasiswa FF UNAIR Hadiri News & Content Training yang Digelar oleh PKIP UNAIR

Bapak lkhwanul Khabibi (Pembicara) Menjelaskan Mengenai Pembuatan Berita yang Baik

Demi mengedukasi para civitas akademika terkait pembuatan berita dan konten di lingkungan Universitas Airlangga (UNAIR), Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) UNAIR menggelar pelatihan terkait hal tersebut. Pelatihan kali ini berjudul "News & Content Training" atau disingkat NCT.

NCT resmi digelar pada hari ini (21/2/2023) dengan bertempat di Sriwijaya Hall lt 5, ASEEC Tower Kampus B UNAIR. Kegiatan ini dihadiri oleh para Tim Humas Fakultas dan Unit Kerja di lingkungan UNAIR yang biasa meng-handle pembuatan berita dan konten. Tak hanya Tim Humas, mahasiswa yang bukan tim humas pun juga dipersilahkan ikut serta pada acara ini.

Tim Komisi Informasi dan Humas (KIH) Fakultas Farmasi (FF) UNAIR juga tak ingin ketinggalan untuk mendapatkan insight terkait berita dan konten melalui acara ini. Tim KIH dan beberapa mahasiswa FF UNAIR turut hadir pula pada kegiatan ini.

Materi terkait "Multiplatform Journalism" dipresentasikan dengan menarik dan jelas oleh Bapak lkhwanul Khabibi. Beliau merupakan VP of Content Strategy & lnnovation di salah satu media massa yang sudah tak asing lagi di telinga kita, yaitu Kumparan.

Beliau menjelaskan bahwa pada era digital ini gaya hidup masyarakat dalam mendapatkan informasi sudah bergeser dari yang semula melalui media cetak menjadi media elektronik. Beliau juga menjelaskan bahwa pengaruh media sosial juga sangat besar, sehingga para media massa juga harus mengikuti perkembangan tersebut.

Saat ini berita yang dibuat tak hanya dipublikasikan melalui website masing-masing media massa, namun beberapa platform media sosial seperti instagram, facebook, twitter, youtube bahkan tiktok juga digunakan untuk menyampaikan informasi. Dikemas menarik dalam bentuk gambar maupun video juga menambah minat masyarakat untuk memperoleh informasi.

Hal ini juga dibuktikan dengan survey random yang saat itu dilakukan langsung saat sesi pelatihan. Pada kala itu terbukti bahwa sebagian besar peserta pelatihan mengaku telah meninggalkan media cetak dalam memperoleh informasi dan lebih sering mendapatkan informasi melalui media sosial. Bahkan ada peserta yang mengaku dapat menghabiskan waktunya hingga 12 sampai 13 jam per hari hanya untuk "berselancar" di dunia maya.