info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Bahan Plastik BPA yang Biasa Digunakan sebagai Kemasan Minuman dapat Berbahaya bagi Fungsi Otak

source: google

Bisfenol-A (BPA) merupakan bahan kimia yang digunakan dalam kemasan plastik polikarbonat. Bahan tersebut merupakan pilihan terbaik untuk dijadikan sebagai bahan baku wadah berfungsi menjadikan plastik tak mudah hancur. Contohnya, Galon air mineral, beberapa makanan kaleng, dan perlengkapan rumah seperti pipa air menggunakan bahan tersebut.

Namun sayangnya, disamping kelebihannya itu ternyata menurut beberapa penelitian BPA memiliki sisi yang membahayakan bagi tubuh manusia. Maka dari itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) melakukan kajian scientific based (policy brief), yang meliputi kajian keamanan BPA, dampak ekonomi kesehatan, dampak lingkungan hidup, dan dampak sosial. Bahaya BPA juga ditunjukkan oleh Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa atau The European Food Safety Authority (EFSA) yang melakukan evaluasi ulang risiko BPA pada 2021 lalu. EFSA Panel on Contact Materials, Enzymes, and Processing Aids (CEP) mengusulkan (tolerable daily intake atau TDI) baru BPA adalah 0,04 nanogram/kgBB/hari.

Penelitian yang dilakukan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR), Prof. apt. Junaidi Khotib, M.Kes., Ph.D., berjudul “Dampak Paparan Bishpenol-A pada Brain Development dan Gangguan Perkembangan Mental” juga menunjukkan betapa berbahayanya BPA.

Prof. Junaidi mengatakan, paparan BPA dapat menyebabkan perkembangan dan fisiologi hipotalamus neuroendokrin dan pengendalian keseimbangan energi mengalami gangguan, dan proses learning memori pada hipokampus pun mengalami penurunan. Hasil kajian beliau menunjukkan bahwa BPA menimbulkan kerusakan yang kompleks dengan melibatkan jalur hormonal dan epigenetik. "Perkembangan dan fisiologi hipotalamus neuroendokrin dan pengendalian keseimbangan energi mengalami gangguan, dan proses learning memori pada hipokampus mengalami penurunan," tutur beliau.

Sebagai pengingat, Prof. Junaidi juga menyampaikan bahwa bahaya BPA ini harus menjadi pemikiran dan peringatan akan adanya gangguan kesehatan yang akan terjadi ketika pemaparan BPA terjadi terus menerus. Potensi efek BPA pada fungsi otak sangat besar dan kompleks, karena perubahan yang dihasilkan kemudian dapat menyebabkan perubahan organik maupun perilaku organisme.

Beliau bertekad untuk mendorong edukasi masyarakat dalam memilih produk makanan atau minuman yang menggunakan kemasan primer yang bebas BPA. Selain itu, perlu juga pendampingan pada produsen dalam meningkatkan "costumer awareness" melalui upaya menjaga keamanan produk dari paparan senyawa BPA, sehingga pengendalian dan monitoring penggunaan kemasan dapat dilakukan dengan baik.

Menurut beliau, Lembaga Autorisasi dalam perizinan produk makanan dan minuman juga perlu diimbangi untuk tidak melakukan pembiaran peluang pemaparan bahan berbahaya BPA melalui pemberian label pada kemasan primer pada makanan dan minuman. 

Sumber: https://www.gatra.com/news-544525-Milenial-bahaya-bahan-plastik-bpa-pada-fungsi-otak.html