Ketiga mahasiswa yang berperilaku cukup santun ini telah menyabet juara pertama dari seleksi Mahasiswa Berprestasi 2011 (MAWAPRES) tingkat Fakultas. Mereka adalah Asset At Taqwa dari angkatan 2008 yang mengantongi total nilai tertinggi 142,73. Citrina Rakhmaningrum angkatan 2009 dengan nilai 81,71 dan dari angkatan 2010, Wimzy Rizqi Prabhata dengan nilai 86,40.
Seperti tahun – tahun sebelumnya, seleksi mawapres tingkat fakultas tetap mengambil juara I hingga juara III dari masing – masing angkatan, meskipun yang dapat mengikuti seleksi tingkat universitas hanya peraih juara I. Mahasiswa berprestasi terbaik pertama dari Universitas Airlangga berhak maju mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat Nasional di Jakarta.
Untuk mahasiswa berprestai terbaik ke-II dan ke-III pun menerima penghargaan dan hadiah dari fakultas atas prestasi dan kontribusinya mengikuti seleksi bergengsi ini. Tersebutlah nama Fitria Rahmawati dengan nilai 109,62 sebagai juara II dari angkatan 2008. Gabriella Kristiani (2009) dengan nilai 78,47 dan Nurul Azizah dengan nilai 81,06 dari angkatan 2010. Sedangkan peraih juara III adalah Yulan Ari Prasetyo (2008), Cinantya Meyta Sari (2009) dan Sinta Karolina (2010).
Seleksi yang diadakan sejak tanggal 25 – 31 Oktober 2011 ini diikuti oleh 18 peserta dari tiga angkatan. Selain nilai IPK yang harus diatas 2,75, peserta harus memiliki kemampuan bahasa Inggris dan memiliki karya tulis ilmiah. Kemampuan bahasa Inggris yang memiliki bobot nilai 25% dari total penilaian ini diujikan melalui 2 tahap. Yang pertama, penulisan ringkasan berbahasa Inggris dari karya tulis ilmiah, yang kedua kemampuan presentasi dan diskusi dalam bahasa Inggris.
Penggunaan bahasa (language use), pronunciation, vocabulary, grammar dan content dari karya tulis ilmiah dinilai oleh Yunita Nita, S.Si., M.Pharm. Kecakapan mahasiswa dalam menulis dan kemampuannya berkomunikasi lisan menggunakan bahasa Inggris menjadi penentu nilai yang diraih.
Sedangkan untuk penilaian karya tulis ilmiah didasarkan pada format makalah, kreatifitas gagasan, topik yang dikemukakan, data dan sumber informasi, serta analisis, sintesis dan kesimpulan yang relevan. Karya tulis yang diujikan di hadapan Wakil Dekan II Fakultas Farmasi, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt. ini memberi kontribusi 30% dari total nilai. Untuk tahun 2011, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menentukan karya tulis ilmiah bertema “Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter”.
Penilaian tak hanya terfokus pada kecerdasan intelektual, namun lebih dari itu, kontribusi EQ atau kecerdasan emosionalpun sangat menentukan. Mahasiswa dituntut memiliki lebih banyak pengalaman berorganisasi sebagai upaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya, sehingga dapat mengubah sesuatu yang buruk menjadi hal yang positif dan bermanfaat. Keikutsertaan dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler merupakan wujud nyata mahasiswa mampu mengasah dan mengembangkan kecerdasan emosionalnya.
Selain dari daftar riwayat hidup, bidang Ko- dan Ekstra Kurikuler yang dinilai oleh Drs. Herra Studiawan, MS. ini juga dilihat dari 3 kriteria. (1) Kepengurusan organisasi mahasiswa, baik sebagai pengurus atau panitia organisasi intra maupun ekstra perguruan tinggi. (2) Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ilmiah, diantaranya kejuaraan kegiatan ilmiah, penelitian, sebagai penyaji makalah ilmiah, serta sebagai moderator atau peserta seminar ilmiah. (3) Kegiatan penunjang lainnya, seperti kegiatan pengabdian pada masyarakat, peserta pelatihan baik intra maupun ekstra, memiliki prestasi pada bidang penalaran, minat dan bakat serta pengalaman kerja.
Sebagai pertimbangan nilai paling akhir namun juga penting adalah faktor kepribadian. Pengujian kepribadian mahasiswa berprestasi dihadapan Prof. Dr. Gde Nyoman Astika., Apt. diakui peserta sebagai sesi penilaian yang sangat menegangkan. “Kalau ditanya Prof. Astika itu jadi grogi mbak, padahal biasanya bisa jawab dengan lancar jadi blank, bingung mau jawab apa” ungkap Asset, mawapres terbaik tahun ini.
Tidak ada kriteria tertentu untuk menguji peserta dalam tes kepribadian. Pihak Ditjen Dikti memperbolehkan menguji pesertanya melalui alat tes yang disediakan perguruan tinggi/universitas, biasanya dalam bentuk wawancara atau tes tulis. Kesesuaian sikap dengan prestasi yang dicapai, berpikiran maju, dan tidak menunjukkan perilaku yang tidak patut sangat berpengaruh pada pemberian skor. Hasil evaluasi kepribadian memang tidak dikuantifikasikan tetapi dijadikan syarat untuk menentukan kepatutan sebagai mahasiswa berprestasi.
Pada dasarnya pelaksanaan pemilihan Mahasiswa Berprestasi merupakan salah satu upaya pengembangan prestasi mahasiswa untuk menumbuh-kembangkan kegiatan akademik sebagai bagian dari upaya menegakkan tradisi akademik di lingkungan kampus. Semoga kedepan Universitas Airlangga pada umumnya dan Fakultas Farmasi pada khususnya akan banyak melahirkan mahasiswa – mahasiswa berprestasi yang bermoral, layaknya slogan kebanggaan kita, EXCELLENCE WITH MORALITY.