info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Aktivitas Antivirus Hepatitis C pada Buah Melicope latifolia (NPD3-RG)

Aktivitas Antivirus Hepatitis C pada Buah Melicope latifolia

Buah Melicope latifolia
(Sumber gambar: Dokumen pribadi)

Secara global, diperkirakan 58 juta orang terinfeksi virus hepatitis C kronis, dengan sekitar 1,5 juta infeksi baru terjadi per tahunnya. WHO memperkirakan bahwa pada 2019, terjadi 290.000 kasus kematian disebabkan oleh virus hepatitis C, sebagian besar karena sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati).

Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus patogen yang menyebabkan peradangan hati yang dapat berkembang menjadi sirosis dan atau karsinoma hepatoseluler. Terdapat tujuh genotip HCV, diketahui virus ini menular melalui kontak seksual, berbagi peralatan injeksi, penggunaan kembali atau sterilisasi alat medis yang tidak memadai, dan transfusi darah tanpa-skrining. Saat ini, masih belum ditemukan vaksin untuk HCV. Untuk pengobatan HCV, digunakan obat antivirus yang bekerja langsung pada protein virus (direct acting antivirus) Namun, resistensi obat dan keterjangkauan akses pengobatan masih menjadi sebuah masalah di negara-negara berkembang.

Tanaman obat memiliki berbagai jenis senyawa kimia dengan banyak potensi bioaktif, termasuk sebagai anti-HCV. Daun Melicope latifolia telah digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit seperti demam, kram, penyakit kuning, dan malaria. Beberapa spesies dari genus Melicope  memiliki senyawa metabolit; flavonoid, alkaloid, kumarin, dll. Bioaktivitas senyawa-senyawa ini telah terbukti memiliki aktivitas antivirus. Dalam penelitian terdahulu, diketahui bahwa isolat senyawa alkaloid (pseudane IX) dan benzopyran (chalepin, komponen benzopyran) dari tanaman Ruta angustifolia menunjukkan aktivitas anti-HCV. Dalam penelitian lain juga diketahui bahwa senyawa alkaloid (N-methylflindersine) dari ekstrak daun M. latifolia  menunjukkan aktivitas anti-HCV yang kuat.

Hasil penelitian yang telah dilakukan berpeluang didapatkan senyawa-senyawa yang aktif sebagai antivirus hepatitis C. Peneliti Universitas Airlangga; Aty Widyawaruyanti, Mulyadi Tanjung, Adita Ayu Permanasari, Ratih Saputri, Lidya Tumewu, Myrna Adianti, Achmad Fuad Hafid dan Tutik Sri Wahyuni bekerja sama dengan Chie Aoki-Utsubo (Kobe University) dan Hak Hotta (Konan Women’s University) melakukan penelitian untuk menemukan aktivitas antivirus hepatitis C (anti-HCV) pada buah Melicope latifolia  terhadap virus hepatitis C. Sampel buah yang digunakan peneliti diperoleh dari hutan Cangar, Jawa Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 6 isolat senyawa dari buah M. latifolia  antara lain; O-metiloktadrenolon, Alloevodionol, Isopimpinellin, Aloksanthoxyletin, Metilevodionol, dan N-metilflindersin. Enam isolat diuji terhadap virus hepatitis C dan toksisitas dengan menggunakan sel kultur Huh7it-1 dan uji MTT. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa senyawa N-metilflindersine dan O-metiloktadrenolon memiliki aktivitas lebih kuat dibandingkan 4 senyawa lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa alloevodionol memiliki penghambatan sedang dan dua senyawa yang tersisa, isopimpinellin, dan methylevodionol tidak menunjukkan efek penghambatan pada infeksi HCV.


Gambar 1. Struktur kimia isolat senyawa dari buah M. latifolia; O-metiloktadrenolon, Alloevodionol, Isopimpinellin, Aloksanthoxyletin, Methylevodionol, dan N-metilflindersin (Widyawaruyanti et al., 2021)

Berdasarkan aktivitas senyawa N-metilflindersine dan O-metiloktadrenolon, dua senyawa ini diuji peneliti pada siklus hidup virus yang berbeda (tahap entry  dan tahap post-entry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua senyawa ini mampu menghambat HCV pada siklus hidupnya (tahap post-entry). Hasil ini menunjukkan bahwa dua senyawa ini mampu mengganggu proses replikasi virus, dimana terjadi penurunan level protein NS3 yang berperan pada proses replikasi virus. Berdasarkan penelitian, juga diketahui bahwa senyawa yang paling kuat aktivitasnya sebagai anti-HCV adalah N-methylflindersine.


Gambar 2.
Penurunan level protein NS3 O-metiloktadrenolon dan N-metilflindersin yang terhadap kontrol (GAPDH)  (Widyawaruyanti et al., 2021)


Senyawa alkaloid, N-methylflindersine yang diisolasi dari buah memiliki aktivitas anti-HCV yang kuat melalui penghambatan pasca-masuk (post entry) dan pengurangan protein NS3 HCV. Hasil ini menunjukkan bahwa M. latifolia  adalah kandidat potensial untuk pengembangan obat anti-HCV.

 

Hasil penelitian dapat diakses di https://bmccomplementmedtherapies.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12906-021-03202-8