info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Fakultas Farmasi Unair Teliti Tanaman Herbal Jadi Obat Sejak Lama

 

Guru Besar Unair Fakultas Farmasi Prof Dr Mangestuti Agil (Foto: Esti Widiyana/detikcom)

Fakultas Farmasi Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Universitas Airlangga (Unair) Surabaya rupanya tak hanya belajar obat berbahan kimia saja. Mereka juga melakukan penelitian tumbuhan herbal untuk dijadikan obat juga.

Bahkan metode ini sudah lama diterapkan di Fakultas Farmasi Unair. Hal ini diungkapkan Guru Besar Unair Fakultas Farmasi Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Prof Dr Mangestuti Agil.

"Dalam proses pengajaran, kami mengajarkan yang terkait dengan tanaman obat. Pada penelitian kami melakukan penelitian terkait menguji aktivitasnya, mengisolasi zat kandungannya, untuk mengetahui efek samping, stabdarisasi, dan penelitian terkait produk pembuatan obat," jelas Prof Mangestuti kepada detikcom di Gedung Fakultas Farmasi, Senin (9/3/2020).

Menurutnya, Indonesia merupakan negara kedua yang kaya akan tanaman obat. Ia pun merasa lucu. Sebab sekarang tanpa disadari semua obat asal mulanya dari tanaman.

"Obat malaria pertama kina itu kan dari tanaman juga. Semua itu herbal," katanya.

"Ganja juga kan tanaman, kokain juga tanaman. Duku di Amerika selatan asal mula ya buat obat. Cuma sekarang sama orang-orang disalahgunakan," tambahnya.

Di Unair sendiri bukan hal yang baru melakukan penelitian dan pengujian tanaman herbal jadi obat. Hanya saja pihaknya tak mengekspos.

Bahkan, di Kampus C Unair memiliki mata kuliah sendiri khusus obat tradisional. Pun kuliah S2 Fisioterapi dengan tumbuhan.

"Ini sudah ada sejak lama. Kami kasih tahu tanaman apa, khasiatnya apa. Mereka harus tahu. Memberikan mereka kesempatan berpikir atau wacana untuk menggunakan bahan alam," pungkasnya.

(fat/fat)