info@ff.unair.ac.id +62-31-5937824

Fakultas Farmasi UNAIR peroleh dana World Bank melalui Project IMHERE

Sesuai dengan surat Dirjen Dikti Depdiknas, No : 637/D/T/2009, tertanggal 30 April 2009, Fakultas Farmasi dinyatakan sebagai salah satu dari tiga academic units UNAIR yang diminta untuk memasukkan kembali proposal Indonesian Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE) Sub Component B.2c., setelah direvisi sesuai dengan desk evaluation oleh tim reviewer terhadap proposal yang diajukan UNAIR pada bulan Februari 2009 lalu.

Sebelumnya dana dari World Bank sebesar USD 1,4 juta, telah diperoleh Fakultas Farmasi UNAIR dengan memenangkan QUE Project pada tahun 1999 s.d. 2002, setelah pada sebelumnya pada tahun 1998, berjuang keras vini - vidi – vici untuk memperoleh QUE Project Batch III, bersaing dengan 261 Pre-Proposal QUE Project dari Program Studi/Jurusan/Fakultas PTN seluruh Indonesia.   QUE Project Batch I, yang dimulai tahun 1996 adalah awal mula dari program-program kompetitif Dirjen Dikti dengan grant dari World Bank, selain QUE Project yang dikompetisikan antar Program Studi/Jurusan/Fakultas, ada pula grant dari World Bank dikompetisikan antar Perguruan Tinggi dengan nama DUE Project. Total penerima grant QUE Project Batch I, II dan III, hanya sebanyak 45 Program Studi/Jurusan/Fakultas, yang merupakan pemenang kompetisi dari 823 pre proposal.

grantees. UNAIR patut mengapresiasi hal ini, karena walaupun UNAIR hanya memperoleh satu grant yaitu Fakultas Farmasi tetapi berhasil mengalahkan UGM yang memperoleh 12 grant, UI yang memperoleh 12, ITB yang memperoleh 8, IPB yang memperoleh 4, sedangkan ITS, UNPAD, UNDIP masing-masing memperoleh 2 dan UNS, UNSOED, UNAND dan UNAIR masing-masing memperoleh 1.

Pada tahun 2004, Dirjen Dikti kembali mengkompetisikan grant dari World Bank melalui Project IMHERE. Untuk Perguruan Tinggi Negeri yang belum BHMN dan akan berubah menjadi PT BHMN, dikompetisikan Project IMHERE Sub Component B.2aPreparing a PTN to become a BHMN.

Mengingat bahwa UNAIR sedang berusaha untuk menjadi PT BHMN dan Fakultas Farmasi UNAIR pernah menerima QUE Project, dengan grant dari World Bank, maka pada awal tahun 2005, dosen-dosen dari Fakultas Farmasi yang dulu mengurusi Project QUE ditunjuk menjadi motor bagi Task Force UNAIR untuk mempersiapkan proposal UNAIR berkompetisi meraih Project IMHERE Sub Component B.2a. Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, Apt., MS, yang dulu menjabat sebagai Academic Secretary Project QUE, ditunjuk sebagai Director Executive pada Task Force UNAIR untuk Project IMHERE Sub Component B.2a. Alhamdulillah berkat perjuangan keras Task Force, pada tahun 2005 UNAIR dinyatakan sebagai salah satu dari hanya dua pemenang (lainnya adalah Universitas Bengkulu) grant World Bank untuk Project IMHERE Sub Component B.2a.

Ketika terbit, Keputusan Mahkamah Agung No 01/P/HUM/Th 2006, menyatakan bahwa Permendiknas No. 15 Tahun 2005, tentang Statuta UNAIR, tidak sah dan tidak berlaku untuk umum serta tidak mempunyai kekuatan hukum, maka salah satu butir rekomendasi Depdiknas untuk mengusulkan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2006 tentang Penetapan UNAIR sebagai BHMN, adalah bahwa secara de facto, UNAIR memenangkan Project IMHERE Sub Component B.2a dengan grant dari World Bank dengan tema : “ Preparing a PTN to become a BHMN ”.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2006 tentang Penetapan UNAIR sebagai BHMN, maka UNAIR diharuskan merubah Project IMHERE dari Sub Component B.2a menjadi Sub Component B.2b sebagaimana ke enam PTN yang sudah ditetapkan sebagai PT BHMN (UI, ITB, UGM, IPB, USU dan UPI). Task Force Project IMHERE Sub Component B.2a terpaksa dirubah menjadi Task Force Project IMHERE Sub Component B.2b dengan struktur dan personalia yang sama. Task Force dalam waktu yang singkat harus bekerja keras lagi untuk membuat proposal baru Project IMHERE Sub Component B.2b yang berbeda dengan proposal Project IMHERE Sub Component B.2a.

Alhamdulillah kerja keras Task Force memperoleh rahmah dari ALLAH SWT, sehingga UNAIR kembali dinyatakan layak menerima grant dari World Bank untuk Project IMHERE Sub Component B.2b, kemudian mengingat ketentuan World Bank bahwa Task Force Project IMHERE Sub Component B.2b harus embedded pada pimpinan UNAIR sebagai pelaksana implementasi UNAIR BHMN, maka dilakukanlah penyesuaian personalia task force untuk melaksanakan implementasi Project IMHERE Sub Component B.2b.

Oleh karena itu dalam Consolidated Reviewers Comment  dinyatakan bahwa : UNAIR is a unique case. It started as a PTN that won the B.2a grant from IMHERE aimed at Preparing PTN to become a BHMN. Barely one year UNAIR implemented B.2a, it received BHMN status in 2006 with full transfer of asset and become the first institution to achieve that condition. Consequently it has to adapt and change its IMHERE program from B.2a to B.2b with different project development objective.

Project IMHERE Sub Component B.2c merupakan program hibah kompetitif Dirjen Dikti yang didanai World Bank dengan Performance Based Contract (PBC), dan terbatas hanya diperuntukan bagi Perguruan Tinggi yang berstatus BHMN. Di Indonesia saat ini hanya ada tujuh PT BHMN, Alhamdulillah dalam surat Dirjen Dikti UNAIR termasuk salah satu dari hanya lima PT BHMN yang memperoleh grant World Bank berupa Project IMHERE Sub Component B.2c. Dengan demikian UNAIR kembali satu kelas dengan UI, ITB, UGM, IPB, sebagaimana dulu pernah menjadi Center of Execellent atau juga dikenal dengan SKALU (Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas). UNAIR sempat tertinggal karena tidak memperoleh Proyek Pusat Antar Universitas (PAU), sehingga pada tahun 2000 hanya UI, ITB, UGM dan IPB yang memperoleh Proyek PAU, yang dijadikan pilot proyek PTN menjadi PT BHMN.

Fakultas Farmasi UNAIR mengajukan proposal Project IMHERE Sub Component B.2c dengan tema : Development of Enterpreneurship University based on Research and Quality Assurance Capacity. Besok pada tanggal 8 dan 9 Juni 2009, UNAIR dalam hal ini Fakultas Farmasi serta FKH dan FE – Akuntansi akan divisitasi oleh Tim dari Dirjen Dikti. Semoga saja dengan track record sebagaimana dijelaskan di atas dan dengan doa dan kontribusi dari seluruh staf dosen dan tenaga kependidikan, UNAIR khususnya Fakultas Farmasi kembali berhasil meraih grant dari World Bank melalui Project IMHERE Sub Component B.2c.