Deadline pendaftaran

: 3 Desember 2024

Deadline abstrak

: 3 Desember 2024

Deadline pembayaran

: 5 Desember 2024

Pelaksanaan kegiatan

: 7 Desember 2024

 

Tentang Seminar

Latar Belakang

Obat modern Asli Indonesia (OMAI) merupakan obat bahan alam yang berasal dari Indonesia dan sudah memiliki bukti ilmiah terkait keamanan dan khasiat. Di Indonesia, OMAI terdiri dari Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Obat modern asli Indonesia (OMAI) memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor kesehatan, terutama dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan solusi medis yang terjangkau, efektif dan aman.

Bahan alam di Indonesia berpotensi besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan keanekaragaman hayati yang kaya, yang menyediakan berbagai tanaman dan bahan herbal dengan khasiat dan keamanan yang sudah dikenal secara turun temurun. Meskipun berpotensi dikembangkan, penggunaan obat bahan alam di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  1. Standarisasi dan Kualitas: Tidak adanya standar yang konsisten dalam produksi dan pengolahan obat berbahan alam dapat mengakibatkan variasi kualitas dan efektivitas produk. Pengujian dan sertifikasi yang tidak memadai juga dapat memengaruhi kepercayaan konsumen.
  2. Regulasi dan Kebijakan: Kerumitan regulasi yang mengatur pendaftaran dan distribusi obat berbahan alam dapat menyulitkan produsen untuk memasuki pasar. Proses yang panjang dan birokratis seringkali menjadi penghalang bagi pengembangan produk.
  3. Penelitian dan Pengembangan: Kurangnya penelitian yang memadai untuk mendukung efektivitas dan keamanan obat berbahan alam dapat menyebabkan minimnya informasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, menghambat penerimaan oleh komunitas medis.
  4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko penggunaan obat berbahan alam, yang dapat mengarah pada penggunaan yang tidak tepat dan mengurangi potensi manfaatnya.
  5. Kompetisi dengan Obat Sintetis: Obat sintesis seringkali memiliki dukungan pemasaran yang kuat dan terbukti lebih cepat dalam memberikan hasil, sehingga obat berbahan alam terkadang dianggap kurang efektif atau sulit dipasarkan.
  6. Keterbatasan Sumber Daya: Para pelaku industri, terutama usaha kecil dan menengah, mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya finansial dan teknologi untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan produksi yang memenuhi standar pasar.
  7. Isu Keberlanjutan: Pengambilan bahan baku dari alam harus memperhatikan keberlanjutan agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem, yang dapat mengancam sumber daya bahan alam itu sendiri.

Untuk mengatasi tantangan penggunaan obat bahan alam di Indonesia, langkah-langkah yang dapat diambil meliputi pengembangan dan penerapan standar yang jelas untuk produksi dan pengolahan obat berbahan alam, yang akan memastikan konsistensi kualitas dan keamanan produk. Pemerintah perlu menyederhanakan regulasi dan prosedur pendaftaran, serta memberikan insentif bagi riset dan pengembangan. Selain itu, meningkatkan kolaborasi antara akademisi, industri, dan praktisi kesehatan akan memperkuat bukti ilmiah mengenai efikasi dan keamanan obat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Program edukasi dan sosialisasi juga penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat dan penggunaan yang tepat dari obat berbahan alam. Selanjutnya, pendekatan keberlanjutan dalam pengambilan bahan baku harus diutamakan untuk melindungi ekosistem dan memastikan ketersediaan sumber daya di masa depan. Dengan langkah-langkah ini, pemanfaatan obat bahan alam dapat dilakukan secara optimal dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat.

Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pemerintah, industri, dan praktisi kesehatan, dapat membantu percepatan pengembangan obat modern asli Indonesia dengan mengintegrasikan keahlian dan sumber daya yang beragam. Akademisi dapat melakukan penelitian dan pengembangan untuk mengeksplorasi potensi senyawa bioaktif serta memastikan efektivitas dan keamanan obat, sementara pemerintah dapat memberikan dukungan regulasi dan insentif yang diperlukan untuk memfasilitasi inovasi. Di sisi lain, industri dapat memproduksi obat-obatan sesuai dengan standar internasional, dan praktisi kesehatan dapat memberikan masukan berharga mengenai penggunaan obat dalam praktik sehari-hari. Melalui kolaborasi yang sinergis ini, obat modern asli Indonesia tidak hanya dapat dihasilkan dengan kualitas yang lebih tinggi, tetapi juga dipasarkan secara lebih efektif, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan pada akhirnya berkontribusi pada kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan seminar nasional dengan tema: Peran Strategis Apoteker dalam Memperkenalkan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) untuk Mencapai Indonesia Emas

Seminar ini bertujuan untuk menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor dalam rangka memajukan obat modern asli Indonesia. Dengan membahas regulasi yang ada dan meningkatkan peran apoteker lintas sektor, kita dapat memaksimalkan pengembangan dan pemanfaatan OMAI untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik. Melalui kerjasama dan komitmen bersama, OMAI memiliki potensi untuk memberikan kontribusi signifikan untuk sistem kesehatan nasional dan ekonomi Indonesia.

For further information, please contact us at: 


Secretariat :  
Faculty of Pharmacy Universitas Airlangga 
Nanizar Zaman Joenoes Building

Campus C, Mulyorejo, Surabaya

Sekretariat: 082246930441

Email: seminarnasionalffua@gmail.com

SABTU, 7 DESEMBER 2024

 

Waktu

Kegiatan

08.30-09.00

Registrasi peserta

09.00-09.05

Pembukaan oleh MC

09.05-09.15

Menyanyikan Indonesia Raya, Hymne Airlangga dan Mars IAI

09.15-10.05

Sambutan Dekan FFUA, Ketua PD IAI Jatim & Ketua Panitia FF Unair

10.05-10.10

Foto bersama

10.10-11.00

Materi 1    Prof. Dr. apt. Aty Widyawaruyanti, M.S. (FF-UNAIR)

                Peran Apoteker pada Pengembangan OMAI

11.00-11.50

Materi 2    apt. Rizal Umar Ramadhani (IAI PC Surabaya) (dalam konfirmasi)

                Peran Apoteker pada Aplikasi OMAI di Masyarakat

11.50-12.10

Diskusi/tanya jawab

12.10-13.00

ISHOMA

13.00-14.00

Poster Session

14.00-14.50

Materi 3    apt. Evi Dwi Nofiarny, S.Si., M.Sc (PT. Dexa Medica)

                 Produksi dan Promosi OMAI

14.50-15.40

Materi 4    apt. Irma Rahmawati, S.Farm (BPOM) (dalam konfirmasi)

                Perijinan Produk OMAI

15.40-16.00

Diskusi/tanya jawab

16.00-16.15

Break Sore

16.15-16.30

Penutupan dan Awarding

Speakers

Keynote Speakers




Speakers

Plenary Speakers




Pembicara

Pembicara Seminar

apt. Irma Rahmawati, S.Farm.

( B P O M )

 

apt. Evi Dwi Nofiarny S.Si., M.Sc.

(PT. Dexa Medica)

 

Drs. apt. Suhartono, M.Farm.

(HISFARMA)

 

Prof. apt. Aty Widyawaruyanti

(Universitas Airlangga)

 

Kepanitiaan

Susunan Panitia

PIC

:

Prof. apt. Rr. Retno Widyowati, S.Si.,M.Pharm.,Ph.D

Sekretaris dan Kesekretariatan

:

apt. Rosita Handayani, S.Farm., M.Si.

Callista Ovelia Leksono

Farah Najla, S.Farm.

Bendahara

:

Arie Sulistyarini, S.Si.,M.Pharm.,Apt.

Anik Pujiati, S.E

Acara

:

Dr. Neny Purwitasari, S.Farm.,M.Sc.,Apt

Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc., Ph.D., Apt (IAI-Ubaya)

Ilmiah

:

apt. Farida Ifadotunnikmah, S.Farm., M.Sc., Ph.D

I Nengah Budi Sumartha, M.Farm., Apt

Dr. Anisyah Achmad, S.Si., Apt., Sp.FRS (IAI-UB)

apt. Rizal Umar Rahmadani, S.Farm., M.Farm.Klin (IAI)

Dr. Dra. Farida Suhud, M.Si., Apt. (IAI-Ubaya)

Perlengkapan

:

Yusuf Alif Pratama, M.Farm., Apt.

Konsumsi

:

Melanny Ika Sulistyowaty, S.Farm.,M.Sc., Ph.D., Apt.

Humas, IT, dan Dokumentasi

:

Susmiandri, S.Kom.

Deddy Dwi Sutanto

Sponsorship

:

 Nikmatul Ikhrom Eka Jayani S.Farm., M.Farm-Klin., Apt. (IAI-Ubaya)